Penelitian adalah inti dari ilmu pengetahuan. Di balik setiap hipotesis yang diuji terdapat metode penelitian yang dirancang untuk menemukan jawaban. Salah satu metode yang sering digunakan, khususnya di bidang ilmu sosial, adalah quasi eksperimen.
Metode ini menjadi alternatif bagi mahasiswa yang sedang melaukan penelitian, terutama saat melakukan eksperimen yang sulit dilakukan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang quasi eksperimen, termasuk definisi, alasan penggunaannya, ciri-ciri, cara melakukannya, perbandingan dengan pre-eksperimen, serta contohnya. Yuk, kita mulai!
Pengertian Quasi Eksperimen
Sebelum lanjut, kamu harus tahu apa itu quasi eksperimen? Quasi eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara variabel. Berbeda dengan eksperimen sejati, quasi eksperimen tidak sepenuhnya menggunakan kelompok acak.
Peneliti mencoba mendekati validitas eksperimen sejati dengan kontrol variabel tertentu, namun dengan keterbatasan pada pengacakan subjek.
Meskipun demikian, quasi eksperimen tetap memiliki keunggulan dalam memberikan wawasan hubungan antarvariabel yang sulit digali melalui metode lain.
Alasan Menggunakan Quasi Eksperimen
Ada banyak alasan mengapa peneliti memilih quasi eksperimen dibanding metode eksperimen yang lain, berikut alasannya:
1. Keterbatasan Etika
Biasanya eksperimen yang dilakukan dengan melibatkan perlakuan yang tidak biasa. Dalam studi sosial, misalnya, memanipulasi variabel tertentu secara penuh mungkin melibatkan risiko moral.
Quasi eksperimen memungkinkan peneliti melakukan penelitian tanpa melanggar prinsip-prinsip etika.
2. Keterbatasan Sumber Daya
Pelaksanaan eksperimen sering kali membutuhkan biaya yang cukup tinggi serta waktu yang lama, dan sumber daya manusia yang besar. Quasi eksperimental bisa menjadi pilihan yang bisa kamu gunakan dalam kondisi sumber daya terbatas.
3. Studi Longitudinal
Bagi kamu yang sedang melakukan penelitian dalam waktu yang cukup lama, metode ini sangat cocok kamu gunakan, karena eksperimen mungkin sulit dipertahankan dalam jangka waktu lama.
4. Keterbatasan Populasi
Populasi penelitian yang kecil seringkali mempersulit pengambilan sampel secara acak. Dalam kasus ini, menggunakan kelompok yang sudah ada adalah solusi terbaik.
5. Studi Peristiwa Langka
Ketika menghadapi peristiwa yang langka, quasi eksperimen memberikan peluang untuk menganalisis dampaknya meskipun tanpa kontrol penuh.
Dengan semua alasan ini, quasi eksperimental menjadi solusi fleksibel yang tetap menjaga ketelitian analitik.
Ciri-Ciri Quasi Eksperimen
Quasi eksperimen memiliki beberapa ciri khas unik yang membedakannya dari metode penelitian, berikut beberapa ciri-cirinya:
- Tidak menggunakan pengacakan acak penuh: Peneliti menggunakan kelompok yang sudah ada.
- Membandingkan kelompok eksperimen dan kontrol: Analisis dilakukan dengan memeriksa hasil antara kelompok yang menerima perlakuan dan kelompok yang tidak.
- Memanfaatkan metode pra-dan pasca-tes: Peneliti bisa melakukan pengukuran sebelum dan setelah intervensi dilakukan.
- Validitas internal lebih rendah dibanding eksperimen sejati: Namun tetap memberikan wawasan yang signifikan.
Cara Melakukan Quasi Eksperimen
Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti untuk melakukan quasi eksperimen:
1. Identifikasi Pertanyaan Penelitian
Tentukan dengan jelas apa yang ingin diteliti. Kamu bisa menciptakan hipotesis penelitian yang masih relevan.
2. Pilih Desain Penelitian
Desain yang umum digunakan oleh para peneliti:
- One-group pretest-posttest
- Time series design
- Non-equivalent control group design
Kamu bisa memilih desain sesuai dengan tujuan penelitian yang akan kamu buat.
3. Menentukan Kelompok Subjek Penelitian
Langkah ini melibatkan pemilihan kelompok yang akan dijadikan subjek penelitian. Kelompok tersebut dapat berupa satuan pendidikan seperti kelas, unit kerja seperti departemen, atau kelompok tertentu seperti tim, yang relevan dengan fokus penelitian.
4. Melakukan Pengukuran Awal (Pra-Tes)
Sebelum intervensi diberikan, peneliti perlu melakukan pengukuran awal terhadap variabel yang diteliti dengan menggunakan teknik pengumpulan data. Pengukuran pra-tes ini bertujuan untuk memperoleh data dasar yang akan dibandingkan dengan hasil pengukuran setelah intervensi.
5. Melaksanakan Intervensi Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menerapkan intervensi yang telah dirancang kepada kelompok eksperimen. Intervensi diberikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan cara tertentu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam desain penelitian.
6. Melakukan Pengukuran Akhir (Pasca-Tes)
Setelah intervensi selesai dilaksanakan, dilakukan pengukuran ulang terhadap variabel yang sama. Pengukuran pasca-tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi efek dari intervensi yang diberikan kepada kelompok eksperimen.
7. Melakukan Analisis Data
Tahap akhir meliputi proses analisis data dengan membandingkan hasil pengukuran pra-tes dan pasca-tes. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan signifikan yang terjadi dan menarik kesimpulan ilmiah mengenai efektivitas intervensi dalam penelitian yang dilakukan.
Dengan langkah yang sistematis, quasi eksperimen dapat membantu kamu dalam memahami hubungan antarvariabel dengan mudah.
Perbedaan Quasi Eksperimen dan Pre-Eksperimen
Berikut ini adalah perbedaan antara quasi eksperimen dan pre-eksperimen:
Kriteria | Quasi Eksperimen | Pre-Eksperimen |
---|---|---|
Kelompok Kontrol | Ada, meskipun tidak acak sepenuhnya. | Kadang tidak ada kelompok kontrol. |
Pengacakan Subjek | Tidak sepenuhnya dilakukan. | Tidak ada pengacakan. |
Validitas Internal | Relatif lebih tinggi. | Cenderung lebih rendah. |
Pengukuran Pra-Tes | Dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kelompok. | Tidak selalu dilakukan. |
Menurut tabel diatas, menjelaskan mengapa quasi eksperimen dinilai lebih mendekati eksperimen sejati dibandingkan pre-eksperimen.
Contoh Quasi Eksperimen
Berikut ini adalah contoh quasi eksperimen yang bisa kamu jadikan referensi saat menyusun penelitian:
Judul Penelitian
Pengaruh Program Pelatihan Soft Skills terhadap Kepercayaan Diri Pelajar SMA 1 Pengasih.
Desain Penelitian
Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group Design.
Langkah Penelitian
- Pemilihan Subjek
- Kelas A sebagai kelompok perlakuan.
- Kelas B sebagai kelompok kontrol.
- Pengukuran Pra-Tes
- Menggunakan kuesioner kepercayaan diri sebelum pelatihan.
- Implementasi Intervensi
- Kelas A mengikuti pelatihan soft skills selama 5 minggu.
- Pengukuran Pasca-Tes
- Menggunakan kuesioner yang sama setelah intervensi.
- Analisis Data
- Menggunakan uji statistik untuk membandingkan perubahan pada kedua kelompok.
Nah itu dia artikel dari dosenmahasiswa.id yang membahas tentang metode quasi eksperimental yang perlu diketahui saat melakukan penelitian, terutama penelitian yang melibatkan banyak orang. Semoga bermanfaat!