Saat akan melakukan penelitian, kamu harus untuk memilih jenis instrumen penelitian yang tepat agar lebih mudah dalam mengumpulkan data. Nantinya, data yang telah kamu dapatkan akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Instrumen penelitian sendiri berfungsi agar kamu lebih mudah untuk mendapatkan data yang akurat dan relevan sesuai dengan penelitian. Nah pada artikel berikut ini akan dibahas secara lengkap tentang jenis instrumen penelitian. Simak baik-baik!
8 Jenis Instrumen Penelitian
Supaya data penelitian yang kamu lakukan valid dan bisa dipertanggungjawabkan, yuk kenali jenis-jenis instrumen yang biasa digunakan:
1. Tes
Jenis instrumen penelitian yang paling banyak digunakan yaitu dengan menggunakan sistem Tes. Tes adalah alat ukur yang berisi soal atau tugas yang dirancang untuk mengetahui kemampuan, keterampilan, kecerdasan bakat seseorang.
Misalnya, kamu ingin mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Maka kamu bisa memberikan tes yang sesuai. Dari jawaban mereka, kamu bisa mengukur hasil yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Angket / Kuesioner
Salah satu cara yang cukup banyak digunakan mahasiswa untuk menyelesaikan skripsi yaitu dengan menggunakan sistem kuesioner. Keuntungan menggunakan kuesioner yaitu dapat mengumpulkan data dari banyak orang sekaligus dengan cara yang cukup mudah.
Kuesioner biasanya berisi daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh responden. Jawaban mereka akan jadi bahan untuk mengetahui opini, pengalaman, atau informasi lain yang kamu perlukan. Pastikan kamu membuat pertanyaan yang jelas agar responden tidak kebingungan.
3. Wawancara
Nah, bagi kamu yang ingin mendapatkan data lebih lengkap, kamu bisa menggunakan penelitian dengan cara wawancara
Berbeda dari kuesioner yang sifatnya tertulis, wawancara adalah tanya-jawab langsung dengan user, baik secara tatap muka maupun daring.
Kamu bisa ajukan pertanyaan terbuka dan menyesuaikan arah pembicaraan sesuai jawaban responden.
4. Observasi
Observasi adalah cara yang dapat kamu gunakan secara langsung dengan cara mengamati langsung objek atau perilaku yang diteliti.
Kamu bisa melakukanya langsung di kelas, laboratorium, atau tempat lain tergantung topik penelitian. Kamu bisa mencatat apa yang kamu lihat atau dengar, lalu menuliskannya dalam lembar observasi yang sudah kamu siapkan sebelumnya.
5. Skala Bertingkat (Rating Scale)
Jenis instrumen penelitian yang memang cukup asing di telinga, kecuali bagi kamu mahasiswa atau dosen yang sedang melakukan penelitian. Skala bertingkat adalah cara untuk mengetahui sejauh mana sesuatu terjadi atau dirasakan, skala ini bisa kamu pakai.
Biasanya berupa pilihan seperti: sangat baik, baik, cukup, buruk, atau sangat buruk. Skala ini membantu mengubah persepsi responden menjadi beberapa jenis data kuantitatif yang bisa dianalisis dengan mudah.
6. Dokumentasi
Metode ini sangat cocok bagi kamu yang ingin meneliti lewat dokumen atau arsip.
Dokumentasi bisa berupa buku, catatan, foto, video, atau artikel berita. Biasanya digunakan untuk penelitian sejarah, hukum, atau kebijakan. Kamu cukup menganalisis isi dari dokumen-dokumen tersebut.
7. Focus Group Discussion (FGD)
Apa itu focus group discussion? FGD adalah diskusi kelompok yang dipandu oleh peneliti untuk menggali pendapat dari berbagai sudut pandang.
Biasanya dilakukan dalam kelompok kecil dengan tema yang jelas. Keuntungannya, kamu bisa mendapatkan data secara langsung dari diskusi. Namun, kekurangan dari jenis instrumen penelitian ini yaitu membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya.
8. Eksperimen
Metode yang satu ini sering digunakan di bidang penelitian sains atau teknik. Mengapa sering digunakan? karena peneliti harus melakukan percobaan di laboratorium atau lingkungan tertentu untuk melihat reaksi atau perubahan pada objek yang diteliti.
Dari eksperimen ini, kamu bisa menemukan hubungan sebab-akibat secara langsung.
Cara Menyusun Instrumen Penelitian
Sebelum menentukan instrumen mana yang akan kamu gunakan, ada beberapa tahapan yang perlu kamu ikuti. Ini penting agar data yang kamu dapat benar-benar sesuai dengan kebutuhan penelitian:
- Kenali variabel penelitian.
Pastikan kamu paham variabel apa saja yang ingin kamu teliti. - Uraikan variabel menjadi beberapa dimensi.
Ini akan membantumu menyusun indikator yang lebih spesifik. - Tentukan indikator dari masing-masing dimensi.
Indikator inilah yang akan jadi dasar pertanyaan atau item dalam instrumen. - Buat kisi-kisi instrumen.
Ini semacam kerangka yang memuat dimensi, indikator, dan bentuk pertanyaannya. - Rumuskan item pertanyaan dengan jelas dan sederhana.
- Tulis petunjuk pengisian agar responden tidak bingung.
Tips Memilih Instrumen Penelitian
Kalau kamu masih bingung menentukan instrumen penelitian mana yang paling cocok, berikut adalah cara memilih instrumen penelitian yang bisa kamu lakukan:
1. Pahami Masalah, Variabel, dan Tujuan Penelitian
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan yaitu dengan memahami masalah, variabel dan tujuan penelutuan. Tanpa memahami ketiganya, kamu akan kesulitan memilih instrumen yang tepat. Agar tidak binggung, kamu harus mengetahui contoh rumusan masalah yang sering dialami oleh responden.
Dari sini, kamu bisa menentukan pertanyaan seperti apa yang harus ditanyakan dan data apa yang perlu dikumpulkan.
2. Kenali Responden dan Sumber Data
Kamu bisa mengenali responden atau sumber datamu. Pastikan kamu tahu siapa yang akan kamu minta datanya? Apakah mereka siswa, mahasiswa, karyawan, atau masyarakat umum?
Pastikan paham tentang latar belakang mereka supaya kamu bisa menyesuaikan gaya bahasa, tingkat kesulitan pertanyaan, dan bentuk instrumen.
3. Pastikan Instrumen Valid dan Reliabel
Instrumen yang kamu buat harus benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (valid), dan memberikan hasil yang konsisten kalau diulang (reliabel).
4. Pilih yang Praktis
Kamu bisa mengunakan instrumen yang mudah digunakan, baik oleh peneliti maupun responden, tapi tetap bisa menghasilkan data yang berkualitas dan relevan.
Ciri-Ciri Instrumen Penelitian yang Baik
Terdapat dua hal yang harus kamu ketahui yang menjadi indikator instrumen penelitian yang baik, berikut diantaranya:
- Akurasi (validitas): Apakah instrumen ini benar-benar bisa mengukur apa yang kamu teliti?
- Presisi (reliabilitas): Apakah hasil yang didapat akan tetap sama jika diulang dalam kondisi serupa?
Kalau keduanya terpenuhi, maka kamu berada di jalur yang benar dalam mengumpulkan data yang valid untuk penelitianmu.
Itu dia artikel dari dosenmahasiswa.id. Semoga penjelasan ini membantu kamu menyusun dan memilih instrumen penelitian yang baik dan benar. Terima kasih!