Saat kamu sedang menyusun penelitian, ada satu langkah penting yang tidak boleh terlewat, yaitu teknik pengambilan sampel. Teknik ini berkaitan dengan populasi dan sampel yang menjadi dasar utama dalam proses penelitian. Melalui proses ini, kamu akan menentukan siapa yang akan diteliti secara lebih spesifik.
Pemilihan sampel yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Nah, pada artikel berikut ini akan dibahas secara tuntas tentang teknik pengambilan sampel beserta cara menentukan.
Pengertian Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum lanjut ke bagian selanjutnya, kamu harus tahu apa itu teknik pengambilan sampel? Jadi, teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk memilih sebagian individu atau unit dari suatu populasi agar dapat mewakili keseluruhan populasi tersebut dalam suatu penelitian.
Teknik ini penting agar hasil penelitian bisa digeneralisasikan dengan akurat ke seluruh populasi, tanpa harus meneliti setiap anggota populasi secara langsung.
1. Probality Sampling
Teknik pengambilan sampel yang pertama dan sering digunakan yaitu probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (random). Selain itu, kamu bisa mengetahui bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sampa untuk terpilih menjadi bagian dari sampel.
Keunggulan dari probability sampling adalah memiliki kemampuan untuk menghasilkan sampel yang represntatif.
Contoh:
Misalkan jika suatu populasi memiliki elemen populasi sebanyak 100 sedangkan yang akan dijadikan sampel adalah 50, maka setiap elemen mempunyai kemungkinan 50/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Berikut ini beberapa jenis probality sampling:
- Simple Random Sampling: Pengambilan sampel acak tanpa mempertimbangkan strata atau kelompok tertentu.
- Stratified Random Sampling: Populasi dibagi ke dalam strata atau kelompok tertentu (misalnya berdasarkan jurusan), kemudian sampel diambil dari setiap strata secara acak.
- Cluster Sampling: Populasi dibagi dalam kelompok (cluster), lalu beberapa cluster dipilih secara acak untuk dijadikan sampel.
- Systematic Sampling: Sampel dipilih secara sistematis, misalnya dengan memilih setiap elemen ke-10 dari daftar populasi..
2. Non-Probability Sampling
Jenis teknik pengambil sampel berikutnya yaitu Non-probability sampling. Berbeda dengan sebelumnya, Non-probability sampling adalah metode pengambilan sampel di mana tidak semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Menurut Supardi (1993), non-probability sampling cocok digunakan ketika populasi bersifat infinit atau tidak terdefinisi secara jelas.
Nah berikut ini adalah beberapa jenis non-probability sampling:
- Purposive Sampling: Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian.
- Convenience Sampling: Sampel diambil dari subjek yang paling mudah dijangkau.
- Snowball Sampling: Responden awal diminta merekomendasikan orang lain untuk ikut menjadi responden berikutnya.
- Quota Sampling: Peneliti menetapkan jumlah sampel untuk setiap kategori dalam populasi.
Baca Juga: Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif: Jenis dan Cara Menentukan
Cara Pengambilan Sampel
Nah, agar kamu tidak salah langkah dalam menentukan sampel, berikut adalah tahapan-tahapan dasar dalam proses pengambilan sampel:
1. Menentukan Populasi yang Akan Diteliti
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menetapkan siapa yang menjadi objek penelitian secara jelas dan spesifik. Misalnya, “Mahasiswa Semester 6 di Program Studi Teknik Sipil.”
2. Menyusun Kerangka Sampel
Kerangka penelitian sampel adalah daftar lengkap semua anggota populasi. Ini penting untuk mengetahui cakupan dan struktur populasi yang akan dijadikan sumber data. Dari sini, kamu bisa melihat seluruh kemungkinan yang bisa dijadikan sampel.
3. Memilih Teknik Sampling yang Tepat
Terdapat berbagai teknik sampling yang bisa kamu gunakan, baik yang bersifat probability (acak) maupun non-probability (tidak acak). Kamu bisa memilih salah satu teknik diatas dan harus kamu sesuaikan dengan tujuan penelitian, karakteristik populasi, dan sumber daya yang tersedia.
4. Melakukan Pengambilan Sampel
Setelah menentukan metode yang akan ditentukan, kamu bisa langsung mengumpulankan data dari sampel bisa dilakukan. Proses ini harus dijalankan dengan hati-hati agar data yang dihasilkan valid.
5. Mengecek Kembali Proses Sampling
Tahapan terakhir yang harus kamu lakukan yaitu melakukan evaluasi atas proses sampling yang sudah kamu lakukan sebelumnya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa sampel benar-benar mewakili populasi dan tidak ada kesalahan dalam pengambilan data.
Nah itulah artikel dari dosenmahasiswa.id tentang teknik pengambilan sampel penelitian yang benar agar menghasilkan penelitian yang baik. Semoga artikel ini dapat membantu kamu!
Referensi:
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.
Supardi. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 1993.
“Teknik Pengambilan Sampel: Peneliti Harus Mengetahui Ini!” Program Studi Teknologi Informasi, Telkom University, 23 Jan. 2024, bit.telkomuniversity.ac.id/teknik-pengambilan-sampel. Diakses 14 Juli 2025.
Creswell, John W. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. 4th ed., SAGE Publications, 2014.