Membuat kerangka berpikir sebenarnya cukup mudah, terutama bagi kamu yang baru memulai penelitian atau skripsi. Namun, sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami pengertian dan tujuan dari kerangka berpikir terlebih dahulu.
Dengan kerangka berpikir yang baik, tulisanmu akan lebih terstruktur dan ide-ide tetap terjaga selama proses penulisan. Di artikel ini, akan dijelaskan cara menyusun kerangka berpikir penelitian kualitatif.
Pengertian Kerangka Berpikir
Banyak sebagian peneliti yang belum tau apa itu kerangka berpikir? Jadi kerangka berpikir adalah sebuah konsep yang berisi tentang poin yang akan ditulis sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.
Sedangkan dalam dunia ilmiah, kerangka berpikir berfungsi untuk membantu penulis untuk mengetahui hubungan variabel dengan faktor lainnya.
Jenis-Jenis Kerangka Berpikir dalam Penelitian
Kerangka berpikir dalam penelitian memiliki beberapa jenis yang berfungsi membantu peneliti menyusun alur penelitian dengan lebih jelas dan sistematis. Yuk, kita pelajari tiga jenis kerangka berpikir berikut ini!
1. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis adalah kerangka yang digunakan untuk menjelaskan hubungan teori dengan faktor penting dalam masalah. Contohnya, jika kamu meneliti pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan, kamu akan menggunakan teori motivasi untuk menjelaskan hubungan tersebut.
Keunggulan kerangka teoritis adalah memberikan penjelasan yang mendalam tentang hubungan antarvariabel dan menjaga konsistensi argumen selama penelitian. Dengan kerangka teoretis, penelitianmu memiliki dasar yang kuat dan terpercaya.
2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka yang menunjukan pada hubungan antara konsep-konsep abstrak dalam penelitian, terutama untuk ide-ide baru yang masih dalam tahap eksplorasi. Misalnya, kamu meneliti bagaimana persepsi masyarakat terhadap keamanan lingkungan memengaruhi partisipasi sosial.
Jenis ini cocok untuk menggali hubungan yang belum banyak dibahas dalam penelitian sebelumnya. Dengan kerangka konseptual, kamu bisa menemukan faktor-faktor baru yang berpengaruh terhadap hasil penelitian.
3. Kerangka Operasional
Kerangka operasional bertujuan mengubah konsep abstrak menjadi variabel yang bisa diukur secara nyata. Jenis ini penting dalam penelitian kuantitatif. Misalnya, untuk meneliti kinerja karyawan, kamu bisa menggunakan indikator seperti produktivitas kerja, kehadiran, dan hasil evaluasi.
Keunggulan kerangka ini adalah memastikan setiap variabel dapat diuji dan dianalisis secara statistik. Dengan pendekatan ini, penelitian menjadi lebih objektif, valid, dan dapat diandalkan.
Cara Menyusun Kerangka Berpikir
Berikut ini adalah cara membuat kerangka pemikiran yang bisa kamu lakukan saat membuat penelitian:
1. Tentukan Masalah Penelitian
Langkah pertama adalah memahami masalah yang ingin kamu teliti. Pastikan masalah tersebut spesifik dan penting untuk diselidiki. Misalnya, apa yang menjadi kendala atau fenomena yang menarik untuk dipelajari?
Setelah itu, coba eksplorasi penyebab dan faktor yang terkait. Ini bisa membantumu menemukan celah penelitian yang belum dibahas sebelumnya. Selain itu, pengidentifikasian masalah dengan baik akan memudahkan kamu menetapkan batasan penelitian agar tetap fokus.
2. Lakukan Kajian Teori
Langkah selanjutnya, baca dan pelajari teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian. Kajian teori ini berguna untuk mencari tahu bagaimana hubungan antar variabel dalam penelitian kamu.
Teori yang kamu pilih harus relevan dan mampu mendukung tujuan penelitian. Ingat, teori ini nantinya akan jadi dasar dalam menjelaskan hasil penelitian kamu.
3. Tentukan Variabel Penelitian
Setelah memahami teori, tentukan variabel penelitian yang terdiri dari variabel independen (yang mempengaruhi hasil), variabel dependen (yang dipengaruhi), dan variabel perantara (yang memengaruhi hubungan kedua variabel), dengan definisi yang jelas dan terukur, misalnya, kinerja karyawan dapat didefinisikan sebagai produktivitas kerja dalam satuan output per jam.
4. Hubungkan Teori dengan Variabel
Sekarang, waktunya menjelaskan bagaimana teori mendukung hubungan antar variabel. Penjelasan ini harus logis dan mudah dipahami.
Jika kamu meneliti pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan menggunakan teori motivasi, jelaskan bahwa insentif (variabel independen) bisa meningkatkan kinerja (variabel dependen) berdasarkan teori tersebut.
Baca Juga: Format Review Jurnal yang Baik dan Benar
5. Buat Model Visual
Model visual, seperti diagram atau bagan, akan sangat membantu pembaca memahami hubungan antar variabel dalam penelitianmu. Gambarkan hubungan tersebut secara jelas, misalnya dengan panah yang menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Model ini memberikan gambaran utuh tentang alur penelitian dan mempermudah pembaca memahami kerangka berpikir yang kamu gunakan.
6. Evaluasi dan Revisi
Terakhir, jangan lupa untuk mengevaluasi kerangka yang telah kamu buat. Pastikan semua elemen saling terhubung dengan logis. Minta masukan dari pembimbing atau rekan peneliti agar kerangkamu lebih matang dan terstruktur.
Nah itu dia artikel dari Dosen Mahasiswa tentang cara membuat kerangka pemikiran yang bisa kamu coba. Semoga berhasil, Terima kasih!
Referensi:
Penerbit Deepublish Jakarta. “Cara Menyusun Kerangka Berpikir yang Efektif dalam Penelitian.” Penerbit Deepublish Jakarta, https://jakarta.penerbitdeepublish.com/cara-menyusun-kerangka-berpikir-yang-efektif-dalam-penelitian/. Diakses 14 Januari 2025.