Saat sedang menyusun karya tulis ilmiah, pasti kamu akan menulis beberapa kutipan untuk daftar pustaka. Kutipan menjadi bagian penting dalam memperkuat argumen dan menyusun dasar teori dalam penulisan yang sedang kamu kerjakan
Nah, bagaimana jika kamu ingin mengutip sumber yang ternyata juga kutipan dari penulis lain? Nah, inilah yang disebut dengan “kutipan dalam kutipan”.
Agar tidak bingung dan bisa menulis kutipan dengan benar, yuk simak penjelasan artikel di bawah ini!
Pengertian Kutipan dalam Karya Ilmiah
Sebelum masuk ke pembahasan utama, kamu harus tahu apa itu kutipan? kutipan adalah kalimat atau paragraf yang diambil dari tulisan orang lain, bukan dari ide sendiri.
Jenis-Jenis Kutipan
Nah, kutipan ini terbagi menjadi dua jenis, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah ketika kamu mengambil ide dari sumber lain lalu menuliskannya kembali dengan gaya bahasa sendiri. Meskipun susunan kalimatnya berubah, makna utamanya tetap dipertahankan.
Contoh Kutipan tidak langsung:
Menurut Sugiyono (2017), metode kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dengan pengumpulan data melalui instrumen dan analisis yang bersifat numerik.
2. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang mengambil kalimat dari sumber asli tanpa perubahan apa pun. Biasanya digunakan ketika kalimat aslinya dianggap sudah kuat dan tidak perlu diubah.
Kutipan langsung biasanya kurang dari 40 kata atau lebih dari 40 kata dengan menggunakan gaya kutipan seperti APA, MLA dan Chicago.
Contoh Kutipan Langsung:
Menurut Sugiyono (2017), “metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengambilan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif.”
Baca Juga: Cara Mengutip dari Website Dalam Gaya APA dan MLA Style
Apa Itu Kutipan dalam Kutipan?
Kutipan dalam kutipan terjadi ketika seseorang ingin mengutip pernyataan atau teori yang sebenarnya sudah dikutip oleh penulis lain. Sebagai contoh, Peneliti A menjelaskan sebuah teori (misalnya teori X), lalu teori tersebut dikutip oleh Peneliti B dalam karyanya.
Kemudian, kamu membaca karya milik Peneliti B dan ingin mengutip teori dari Peneliti A yang terdapat di dalam tulisan tersebut.
Dalam situasi ini, kamu tidak perlu mencari langsung sumber asli dari Peneliti A. Cukup cantumkan kutipan sebagaimana yang tercantum dalam karya Peneliti B, dengan tetap mencantumkan keterangan bahwa kutipan tersebut berasal dari sumber kedua.
Cara Menulis Kutipan dalam Kutipan yang Benar
Dalam penulisan kutipan dalam kutipan, kamu bisa menggunakan beberapa gaya (style) penulisan. Tiga style yang umum digunakan adalah APA Style, MLA Style, dan Chicago Style. Yuk, simak bagaimana cara menulis kutipan dari pengutip kedua dan ketiga.
1. Kutipan dari Pengutip Kedua
Misalnya kamu menemukan kutipan berikut dalam tulisan Aagaard:
Hanya 25% remaja yang melaporkan sedang online ‘hampir konstan’ pada 2025 (Hasyim, 2001).
Berikut cara mengutip dari pengutip kedua:
- Versi 1: Sumber Pertama di Dalam Tanda Kurung Hanya 25% remaja yang melaporkan sedang online ‘hampir konstan’ pada 2025 Hasyim dalam Aagaard, 2020).
- Versi 2: Sumber Pertama di Awal Kalimat Hasyim menyatakan bahwa hanya 25% remaja yang melaporkan sedang online ‘hampir konstan’ pada 2035 (Aagaard, 2020).
- Versi 3: Seluruh Kutipan dalam Kurung (Hasyim dalam Aagaard, 2020) menyatakan bahwa hanya 25% remaja yang melaporkan sedang online ‘hampir konstan’ pada 2025.
2. Kutipan dari Pengutip Ketiga
Kutipan dari pengutip ketiga adalah kondisi saat kutipan yang kamu gunakan sudah dikutip dua kali sebelumnya. Misalnya:
Hanya 25% remaja yang melaporkan sedang online ‘hampir konstan’ pada 2015 (Hasyim dalam Aagaard, 2020) — dan kutipan ini kamu temukan dalam karya Palestina (2018).
Berikut cara mengutip dari pengutip ketiga:
- Versi 1: Nama Pembuat Kutipan di Awal Hasyim menyatakan bahwa hanya 25% remaja yang melaporkan sedang online ‘hampir konstan’ pada 2025 (Aagaard, dalam Palestina, 2018).
- Versi 2: Nama Pembuat Kutipan di Tengah Kalimat Dalam penelitian Hasyim disebutkan bahwa hanya 25% remaja yang melaporkan sedang online ‘hampir konstan’ pada 2025 (Aagaard, dalam Palestina, 2018).
Dalam daftar pustaka, cukup cantumkan karya Palestina (2016). Karya Hasyim dan Aagaard tidak perlu dicantumkan karena tidak kamu akses secara langsung.
Kutipan dalam kutipan memang kerap ditemukan, terutama saat mengerjakan tugas akhir, skripsi, tesis, atau karya ilmiah lainnya. Dengan memahami cara menulisnya dengan tepat, kamu bisa menghindari plagiarisme dan tetap menjaga kredibilitas tulisanmu.
Itulah artikel dari dosenmahasiswa.id tentang cara penulisan mengutip dalam kutipan yang perlu kamu ketahui ketika sedang menyusun penelitian. Semoga bermanfaat!
Referensi:
Departemen Sosiologi, FISIP Universitas Lampung. Penulisan Kutipan dan Daftar Referensi: APA & MLA Style. 2018. PDF file. Diakses 2 Agustus 2025.
Marta, Andre Dwi. “Cara Menulis Kutipan dari Jurnal 3 Pengarang yang Benar.” Blog UNMAHA, 10 Juni 2025. Diakses 2 Agustus 2025.